Dukung Perdamaian, Elemen Masyarakat Kompak Tolak Demo Anarkis

Jakarta — Sejumlah pihak menyerukan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara damai tanpa aksi anarkis yang justru merugikan masyarakat luas. Imbauan ini muncul menyusul gejolak unjuk rasa yang terjadi beberapa hari terakhir di ibu kota.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI), Aditya Perdana, menilai langkah cepat Presiden Prabowo Subianto yang mengundang tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat merupakan keputusan tepat untuk mencegah eskalasi.

“Presiden melakukan respons cepat itu merupakan hal yang tepat, karena memang ini harus ditangani dengan sangat serius dan dengan langkah cepat,” ujarnya dalam sebuah dialog di stasiun televisi.

Aditya menegaskan, demonstrasi memang bagian dari demokrasi. Namun, ia mengingatkan bahwa aksi anarkis hanya akan merugikan publik. “Pada akhirnya masyarakat juga yang susah karena tidak bisa menikmati fasum,” ucapnya.

Ia juga mendorong pejabat publik berhati-hati dalam berkomunikasi di ruang digital dan menunjukkan empati.

“Hari ini tidak cukup hanya dengan minta maaf, jadi harus ada langkah konkret,” tegasnya.

Seruan damai juga datang dari para pengemudi ojek online (ojol). Pada Selasa (2/9), sejumlah pengemudi menggelar aksi di Jalan Medan Merdeka Selatan dengan membagikan bunga mawar kepada aparat keamanan, masyarakat, dan media.

Humas Unit Reaksi Cepat (URC) Ojol, Erna, menuturkan aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi yang berdampak langsung pada pengemudi.

“Kami ini ojol, cinta damai, kami ini ojol mencari duit, mencari nafkah buat keluarga. Selama dari beberapa hari ini, semua itu menjadi tidak stabil lagi,” ujarnya di kawasan Monas.
Erna menambahkan, kerusuhan justru menghambat mata pencaharian pengemudi.

“Di saat malam teman-teman kami yang lagi biasanya ngalong, itu akhirnya tidak bisa ngalong karena sudah disuruh pulang,” ucapnya.

Ia menegaskan, seluruh pengemudi ojol mendukung langkah pemerintah menuntaskan kasus Affan Kurniawan serta menindak provokator kerusuhan.

“Kami ingin situasi Jakarta akan kembali seperti dulu. Penuh dengan lampu-lampu… Kami ingin semua kembali normal, berangkat dari rumah sampai kembali ke rumah membawa rezeki buat keluarga,” kata Erna.**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *